DT Diary #23
24 Mei 2007
Sekian lama lagi sejak aku nulis jurnal yang terdahulu, aku yakin banyak yang nanyain, "Kemana sih si David?" Nah sekarang aku kembali dan aku punya kabar baik untuk kalian.
Selama setengah tahun terakhir aku mengerjakan proyek filmku dalam kapasitas yang bervariasi termasuk pra-produksi, penulisan naskah dan bertemu dengan rekan-rekan dari industri musik. Masih banyak yang harus dilakukan dan aku baru mencoret-coret permukaan dari apa yang harus aku kerjakan untuk menyelesaikan film ini. Aku gak akan jelaskan secara detil segala pekerjaanku di film tapi aku sudah mulai menulis naskahnya yang direncanakan akan aku sutradarai tahun depan.
Kabar gembiranya adalah, bahwa tahun ini aku akan mengadakan tur konser berjudul, "123 We are all Wooden Men" yang terjemahan bebasnya menjadi "123 Kita semua Manusia Kayu". Ini adalah pertunjukan yang benar-benar baru dengan urutan, program dan konsep yang baru. Tanpa panjang lebar, bisa dibilang ini akan lebih seperti pertunjukan yang mengandalkan visual meskipun secara musikal aku akan lebih terus terang tapi tetap funky. Ini agak susah digambarkan, tapi kuharap, begitu kamu ngeliat pertunjukan ini dalam bentuk akhirnya maka kamu akan mengerti.
Akan ada beberapa perubahan pada anggota band meskipun Goh Kheng Long tetap sebagai pengarah musik dan pemimpin band. Kami baru selesai mengaransemen ulang lagu-lagu untuk pertunjukan ini dan aku gak sabar sampai kalian mendengarnya dalam kemasan yang baru. Sekitar 80% dari kumpulan lagu-laguku sudah didaur ulang untuk pertunjukan ini jadi pasti gak akan menyerupai apa yang kamu dengar di konser Soul Power maupun Love Can. Ini benar-benar produksi baru dan segar.
Konsep dari pertunjukan ini berkisar pada permainan anak-anak yang di beberapa negara dikenal sebagai "Red Light, Green Light". Tapi bedanya, kita seringkali tidak bisa mengendalikan kehidupan dan hidup kita secara umum. Tema lainnya adalah pentingnya kesederhanaan dan perlunya kita untuk lebih manusiawi di era teknologi tinggi ini. Pada setiap tur, aku selalu mencoba untuk menyederhanakan hal-hal, yang sebenarnya lebih sulit dibandingkan proses menambahkan. Hal lain yang juga selalu aku coba capai adalah memberi makna lebih pada setiap lagu dengan menggunakan tata panggung dan elemen visual. Untuk membuat suatu produksi terlihat kompleks secara visual dan musikal dengan menambahkan tipuan gemerlapan sebenarnya lebih mudah daripada membuat hal yang sederhana. Bagiku dan tim produksi, sasaran kami adalah membuat hal yang relevan daripada hanya menghibur mata dan telinga.
Secara musikal, pertunjukan ini memiliki suara dan karakter yang berbeda dibandingkan dengan Soul Power dan Love Can. Aku dan pengarah musikku, Kheng Long membuat re-aransemen suatu lagu bukan hanya demi berubahnya saja tapi untuk melihat apakah ada "kepribadian" lain di dalam lagu itu yang bisa dipancarkan. Ini kedengarannya sangat abstrak tapi kalau kamu bayangkan lagu seperti kepribadian manusia maka kamu akan mengerti bahwa memungkinkan untuk "memisahkan" sifat dan kepribadian yang berbeda menggunakan lagu dan melodi. Ini bisa merupakan suatu proses yang sangat samar-samar dan tak terduga tapi jika berhasil maka hasilnya akan sangat membanggakan, dalam kasus ini. Apa yang ingin kami hindari adalah pemaksaan identitas pada suatu lagu dengan hanya membuatnya berirama Latin Jazz, Rock atau gaya musik tertentu. Sebaliknya, kami mendengarkan setiap lagu dan nadanya, dengan hati-hati mempertimbangkan semua elemen di dalamnya lalu biarkan lagunya "bicara" pada kami. Kami mencoba bekerja secara lebih organik dari sebelumnya tanpa ada dugaan bagaimana akhirnya nuansa lagu itu akan terdengar atau "gaya" baru apa yang akan kita berikan. Hasil akhirnya seringkali mengejutkan bagi kami dan itulah yang kami harap akan membuat pertunjukan ini berbeda dan sangat menggembirakan bagi kalian.
DT
from davidtao.com
No comments:
Post a Comment