Nov 30, 2006

Say NO to Result Oriented

Kerja. Apa sih tujuan orang bekerja. Bantu-bantu orang lain, lalu dapat duit ?
Dalam prakteknya, rupanya tidak sesederhana itu. Kadang kepuasan bekerja tidak bisa hanya dari uang yang dihasilkan.Karena apa ? Karena seringkali kita sudah 'bekerja mati-matian'; dalam arti (1) anything-literate, (2) melakukan tanggung jawab sesuai porsinya, (3) disiplin tinggi tidak korupsi waktu, (4) menyerahkan laporan sesuai permintaan ~ tapi kenyataannya kita dihargai sama dengan rekan yang hanya melakukan point terakhir dari keempat point di atas. Karena apa ? Karena pemberi kerja mengacu pada prinsip result oriented. Terserah bagaimana caranya elu melakukan kerjaan lu, yang penting saat gua minta laporan, elu bisa provide.
Nah ! Kalau begitu, siapa yang pinter ? Kita, atau rekan kita ?

Secara prinsip ekonomi, ya jelas rekan kita itu yang pintar. Usaha sekecil-kecilnya, untuk mendapat hasil yang sebesar-besarnya. Tapi ya seperti aku utarakan di atas, hati nurani cepat atau lambat akan berbicara. Berapa besar kepuasan melakukan hanya (4) saja, berapa kepuasan melakukan (1) (2) (3) (4) alias seluruh proses ? Jawabnya sih tergantung orang masing-masing. Hanya saja setelah menyadari ada dilema seperti ini, aku berpikir sesungguhnya pemberi kerja harus buka mata juga terhadap competency pekerja... hmm.. stop thinking.

Aku rasa DT pun mengalami dilema serupa, hanya saja lingkupnya dalam skala penciptaan musik.Berkali2 dia menekankan, bahwa lagu2nya masuk chart atau tidak, biar orang lain menilai, tetapi yang dia usahakan sewaktu mencipta musik adalah ketulusan dalam proses penciptaan itu, kemurnian, hakekat lagu pada dasarnya yaitu sebagai pelipur lara bagi hati yang sedang susah.. (*duh...) Rupa-rupa perasaan yang muncul saat berulang kali mendengar lagu2nya, merupakan proses apresiasi yang bisa berkembang dari hari ke hari.Intinya, hati nurani tetap menang... Seperti jagoan silat yang kalah di pertengahan film, tapi musuhnya selalu keok di akhir cerita... happy ending... hi hi hi...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Golden Melody Award, 17 Des 06.
Vote for David http://club.tvb.com/vote2006/index.html (#95, #108)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Nov 24, 2006

Balada Seorang Penggemar

Belakangan ini aku teringat beberapa teman lama yang sudah lama tidak saling kontak. Tapi karena tidak punya nomor teleponnya, tetap saja tidak bisa kontak. Sebenarnya ada clue, kakaknya teman SMP-ku ini sepertinya jadi dokter di sebuah RS di Sunter. Aku pernah ngecek ke website RS tersebut, kebetulan ada daftar dokternya, dan ada nama kakak temanku ini di list tersebut. Aku juga kenal dengan si kakak ini, maklum teman satu sekolah dan satu komplek perumahan juga lah. Tapi kayaknya belum ada keperluan untuk benar-benar meng-investigasi keberadaannya. Mungkin nanti kalau suatu saat ada keperluan di RS itu (amit-amit deh), atau kalau jodoh siapa tau ketemu si kakak itu di tempat lain, kan di Jakarta Jakarta juga.

Bicara soal teman, ada sekelumit pengalaman lucu. Di kantor, satu ruangan kecil isinya 2 meja, aku dan satu orang lain. Kebetulan mejaku terletak persis di depan pintu masuk. Posisinya jadi seperti meja penerima tamu. Kalau ada tamu atau teman-teman yang datang berkunjung, pasti melalui depan mejaku itu. Ada satu hari, atasanku mungkin lagi iseng, datang juga berkunjung ke ruanganku. Karena tidak ada tujuan khusus, dia jadi tengok kiri kanan melihat ada apa yang bisa dikomentari. Komentarnya jatuh pada sebingkai foto yang kupajang di meja.

Foto siapa nih Hen?
Foto teman, Pak.
Dia menatap lebih dekat ke foto itu sambil senyum-senyum.


Teman kecil atau teman ketemu gede?
Aku hanya tersenyum saja, tidak perlu dijelaskan lah.. Akhirnya si Bapak pun ngeloyor keluar.
I assume you guys already know whose picture I put there. ^_^


DT memang sudah jadi temanku, kan? Paling tidak, tahu sedikit cerita tentang masa kecilnya, kebiasaannya mencuci baju, gayanya berbicara. Meskipun DT tidak tahu si JoRen, paling tidak dia tau ada penggemar di luar sana, termasuk di Indonesia, di sini, di mejaku ini. Haha..Oh no.. anti-DT-friends, don't pity me, because I have every right to express my feelings.


DT ! DT ! DT ! *cling...* ^_~

Nov 22, 2006

In The Name of Creativity

Pernahkah kamu berpikir, betapa luasnya sesuatu yang disebut musik itu? Secara teori nada hanya terdiri dari 7 not, ditambah dengan nada-nada antaranya, oke jadilah 12. Untuk jadi sebuah lagu, kombinasikan 12 nada itu sebutlah dalam 4 oktaf, berarti ada 48 nada yang bisa dikutak-katik ditulis dalam sebuah lagu. Misalkan satu lagu yang sederhana saja terdiri dari 50 bar 4/4, dengan not penuh setiap ketuknya, akan dibutuhkan kombinasi C(48,200). Wah ! haha... minta tolong anak SMA hitungin berapa hasil kombinasinya. Itu baru minimal. Kurasa itulah sebabnya mengapa lagu bisa diciptakan dengan aneka macam irama dan gaya.

Pernahkah kamu mengikuti trend boyband Amerika? Perhatikan gak siapa aja pencipta lagunya? Yah, kalau kamu maniak, beli semua album boyband yang pernah ada, mungkin bisa nemuin kesamaan di antaranya. Bukan... aku gak beli semua album kok.. Kebetulan aja sih sempat memperhatikan nama pencipta lagu beberapa boyband yang berbeda, tapi lagu-lagunya kan similar tuh.. Gak heran, karena ternyata kebetulan pencipta lagunya sama. Dalam industri music boyband, konon katanya si penyanyi tinggal nerima pilihan lagu oleh produsernya dari semacam 'bank lagu'. Kontributor pencipta lagu, tentu orangnya terbatas. Kapan dan berapa sering dia mencipta lagu, entah. Bisa jadi dalam semalam, ngejar target harus menyelesaikan 5 lagu, misalnya. Jadilah lima lagu itu mirip2, topiknya, iramanya. Tinggal didistribusi aja lagu A buat si penyanyi X, lagu B buat si penyanyi Y, lagu C buat si penyanyi Z. Beres kan, semua pihak senang, uang masuk rekening.

Beruntung DT dilengkapi talenta untuk mengolah nada dan irama yang tak terbatas hitungannya itu menjadi lagu-lagu yang bisa hadir dalam atmosfer yang beraneka ragam. Kesan yang berbeda-beda waktu aku denger lagu2nya : Xiao Zhen Gu Niang mirip lagu kuno jaman Jackson's Five; Bu Yi Yang... orang ini punya ribuan kata untuk diekspresikan, nge-rap tapi rapih banget ! jangan lupa pejamkan mata saat dengerin Cang Ai bayangkan kamu duduk di restoran hotel bintang 5 diterangi lilin remang-remang sambil memandang wajah kekasihmu... Atau rasakan frustrasi yang luar biasa dalam Hei Se Liu Ding, ikut nyanyi, ikut marah, ikut teriak !!!

What I'm trying to say is: kreatifitas bukan hal yang bisa dibatasi. Kreatifitas bukan produktifitas. Produktifitas dengan mudah bisa diukur, tangible. Kreatifitas seseorang hanya bisa dirasakan oleh yang meng-apresiasi. Fans know it best ! ^_~

Nov 21, 2006

Habits

Sulit yah untuk memulai kebiasaan baru, sebelumnya aku gak pernah rutin nulis diary, sekarang tanggung jawab baru untuk keep this blog aktif.Mengingat aku orang kerja, gak bisa setiap hari mantengin berita DT, jadi cukup tune-in di Cakrawala, seminggu sekali beli AsianPlus, sehari minimal sekali berkunjung ke blog Zhaodi, ngecek ygroups David and Tension, kalo lagi sempet mungkin translate news dari davidtao.com.Setelah didaftar, kok jadi banyak urusan DTnya?

Anyway, DT pun setelah sekian lama punya album & lagu-lagu laris, sudah terbiasa juga kalau lagu-lagunya 'dicekal' di China karena urusan lirik yang tak pantas. Sejauh pengetahuanku, yang pernah di-banned itu adalah Wang Ba Dan 王八蛋(=Bastard) dari album Tong Ming Zhuan Ji 同名专辑(=Taoism) dan Gui 鬼(=Ghost) dari album Tai Ping Cheng Shi 太平盛世(=Great Leap). Wang Ba Dan, mungkin karena dianggap kata makian yang kasar, sedangkan Gui, entah lagunya atau hanya MV-nya yang dicekal aku gak terlalu perhatikan, karena di MVnya ada visualisasi para tahanan di bui menari-nari di bawah siraman darah, mungkin itu dianggap tak pantas di sana. Atau mungkin juga karena ada orang-orang yang wajahnya tidak ada mata, hanya hidung dan mulut saja, hehe. Yang terakhir Zhu Ni Xing Fu 祝你幸福 (=I Don't Wanna Know) dari album Tai Mei Li 太美丽(=Beautiful), versi China-nya dibuat dengan lirik yang 'sedikit' dimodifikasi. 'Er nai' 二奶 ditulis sebagai 'Ernai' dalam standard abc, artinya apa, meneketehe... ^_^Dipikir-pikir masih lebih beruntung Iwan Fals di Indonesia, ngarang lagu menyindir pejabat-pejabat tinggi negara, masih oke-oke aja...

Nov 17, 2006

Welcome Note

Welcome to my very first blog.

Blog ini adalah wujud apresiasiku terhadap David Tao 陶喆, musisi modern Taiwan yang kurasa sangat tulus dalam menyampaikan nilai-nilai kebenaran dalam karya musiknya, gak cuman memikirkan nilai penjualan ataupun penampilan semata.


Terus terang, di Indonesia, di antara 3 orang yang sering dibanding-bandingkan oleh media Asia (China Taiwan Hongkong Singapore Malaysia) : Jay Chou - Wang Leehom - David Tao, orang ini mendapat porsi paling sedikit di tabloid/majalah2 Asia yang beredar.
Kesatu : wajahnya memang gak seganteng Wang Leehom (I admit). Kedua : promosinya memang kurang segencar Jay Chou (ya iya laahh). Sedangkan pasar musik mandarin di Indonesia mungkin memang lebih mengutamakan produk yang 'menjual' lainnya.


Well, apapun...
Dalam 4 tahun terakhir, DT sudah menjuarai tangga lagu di rumahku. he he he. Tiada hari tanpa putar lagunya. Don't leave home without it. Pokoknya always DT.. DT.. DT... ! Uhuyyyy.... ^_^

Akhir kata, sesuai tema blog ini, DT di Indonesia. Hmm.. kapan ya DT ke Indonesia. Let's cross our finger aja deh. Mudah-mudahan blog ini bisa jadi sarana menuju kedatangan DT di Indonesia. OK ?

Thanks for coming. please come back again soon to see what I have in mind about DT.