1969, Sebuah Review
Tahun 1969 bagi banyak orang merupakan masa yang sudah lalu. Namun 40 tahun kemudian, banyak dari peristiwa klasik yang terjadi tahun itu dan gelombang lanjutannya hingga kini masih sangat mempengaruhi kehidupan modern.
Armstrong mendarat di bulan, penerbangan pesawat Boeing 747, transplantasi jantung buatan pertama, berkembangnya teknologi internet, gerakan anti-perang di mana-mana, festival musik Woodstockmempromosikan budaya hippie, munculnya heavy metal rock, lahirnya musik punk, The Beatles bubar ... ini tampaknya bukan peristiwa yang saling berkaitan, namun di akhir era 60-an juga terjadi dan untuk selanjutnya dalam dua hingga tiga dekade muncul serangkaian penemuan.
David mengatakan ia adalah produk dari era 1969, "Orangtua saya kawin lari untuk bertempur dengan tradisi dan kedua keluarga. Mereka melarikan diri, membentuk keluarga sendiri, akhirnya melahirkan aku. Hal ini juga menciptakan kepribadian nakal dan pemberontak di masa kanak-kanak saya ..." Memang, dapat dikatakan bahwa ia dilahirkan di tahun 69 ditengah banyaknya suasana revolusi. Setelah 40 tahun kemudian, melihat kembali tahun kelahiran 1969, semua ini masih mengesankan.
David berkata, "Sebelum tahun 1969, dunia ini masih sangat konservatif. Namun, pada tahun 1969, semua orang ingin melanggar hal-hal yang tampaknya di luar batas, untuk kebebasan. Awal dari segalanya -- pecahnya ide-ide baru, wabah emosional, lunturnya moralitas, dan bahkan teknologi juga bermulai. Seluruh dunia tampaknya bersama-sama terlibat dalam pemberontakan. Kita sekarang disebut bibit dari 'counter-budaya' ini. "
Peristiwa-peristiwa ini, terobosan ini, seperti pembebasan besar peradaban modern, dengan semangat seperti ini telah menjadi inspirasi bagi David dalam menciptakan album terbarunya ini.
Opus 69 - adalah permulaan, juga kembali ke akar
Sejak merilis album "David Tao" hingga sekarang, musik David Tao mendapat sambutan baik dari pasar musik dan berbagai penghargaan musik, setelah tahun 2006 merilis "Beautiful", 3 tahun berlalu tidak mengerjakan musik untuk dirilis. Selain tuntutannya terhadap kualitas musiknya, termasuk alasan yang lebih penting adalah bahwa David Tao yang sedang meneliti, sekian lama karir bermusiknya, langkah berikutnya menuju ke arah mana? Setelah melalui masa tenang merenung, akhirnya ia menghadirkan musik terbarunya, "Opus 69."
Dibandingkan dengan karya sebelumnya, "Opus 69" dapat dikatakan sebagai permulaan, tetapi juga kembali ke akar.
Disebut sebagai permulaan, David Tao kali ini dijuluki "R&B Godfather", dengan menggunakan "Band Sound" menciptakan sebuah album bertema rock. Alasan mengapa ada perubahan tersebut, sebenarnya kembali dari perasaan batin. David melanjutkan, sebenarnya sejak kecil mendengar musik rock, juga mendapat banyak pengaruh dari bintang rock era 70-80an, dapat dikatakan bahwa sejak kecil memendam angan-angan terhadap musik rock. Karenanya sewaktu mengeksplorasi kemana arah album barunya, ia memutuskan untuk lebih mempercayai diri sendiri, mendekatkan hati saat mulai memainkan musik, menghasilkan sebuah album rock yang dapat mengungkapkan perasaannya dengan bebas.
Sejak awalnya menciptakan "From Zero To Hero (Huo Niao Gong)", David Tao semula berharap menggunakannya sebagai nama album. Karena lagu ini sungguh mengungkapkan, bahwa antara pejuang tanpa nama dengan pahlawan super, itu sebenarnya hanya beda tipis, tetapi begitu telah menjadi seorang pahlawan, harus bisa melihat ke belakang saat dirinya sendiri bukan siapa-siapa. Perasaan ini langsung bisa menyatu dengan konsep produksinya.
Namun, karena ingin sebuah album yang kembali ke titik awal, akhirnya David memutuskan untuk memperbesar pola, tanpa ragu memilih "69" angka yang dipandang agak bersifat kontroversi, yang juga merupakan tahun kelahirannya, digunakan untuk menafsirkan dirinya secara paling otentik dan asli. Dan nama album "Opus 69" dapat dianggap sebagai penghormatan pada semangat zaman itu. Lebih pas lagi, ini adalah album ke-enamnya, dan karya musik ke-sembilan.
Semangat pembebasan 69 dalam musik Rock
Dalam bahasa Jepang, 69 berbunyi sama dengan Rock (Catatan: bahasa Jepang "六ろっく"). Karenanya, album "Opus 69", dapat dikatakan dari Chapter Rock. Baginya, kali ini tidak hanya di luar proses pembuatan musik, ia menggunakan suara asli band rock dalam menulis lagunya, memainkan musik aslinya dengan beberapa teman menimbulkan perasaan orisinil, bahkan semua permainan gitar dalam album dimainkan secara live, petikan gitar yang ada di setiap lagu dimainkan oleh tangan David sendiri, ia berprinsip kalau mau melakukan harus lakukan yang terbaik, untuk mencapai tantangan utama dari hati sendiri, bahkan ia berlatih gitar sampai jari-jarinya menderita seumur hidup.
Selain itu, di samping berorientasi pada gaya musik rock, dalam lirik di album barunya David juga berharap bisa lebih banyak menunjukkan gaya rock, dapat mengekspresikan perasaan lebih lanjut, lirik yang terus terang mengungkapkan isi hatinya. Isinya kadang-kadang serius penuh perasaan, kadang-kadang penuh gairah, mengejek diri sendiri, prinsip tertinggi yang dipegangnya adalah tidak membuat keributan, tidak ada ketidaknyamanan. Dan karena lagu ini semua ditulis berdasarkan pada kisah hidupnya, David juga berharap dapat meletakkan sisi yang paling murni, melalui paduan lengkap kata-kata dan musik yang dipersembahkan bagi pecinta musik.
Dari pujangga tahun 69
Demi menginterpretasikan gambaran mimpi rock yang dibawanya sepanjang jalan dari tahun 1969, visualisasi datar dari album ini, Tao didandani sebagai seorang penyair yang datang melalui ruang dan waktu. Tubuhnya dibebani dengan barang-barang bagasi dari era 1969, diantaranya sebuah senapan simbol dari Vietnam Perang, sebuah globe yang merupakan simbol ruang-waktu, teleskop, serta yang paling penting - sebuah gitar simbol dari semangat musik Woodstock tahun 1969. Saat ia membawa semua beban ini di punggungnya, David seolah ber-inkarnasi sebagai legenda Spanyol Don Quixote, dengan sifat pemberontak namun romantis, yang di mata orang lain mungkin tampak seperti orang gila, dia juga bersikeras mengejar mimpi dan cita-citanya sendiri.
Meskipun Don Quixote ini tidak membawa pedang dan perisai, tetapi "Tao Quixote" membawa gitar, juga sepanjang jalan menyanyikan musik rocknya sendiri, membela mimpinya sendiri, datang di tahun 2009.
Saat pemotretan, demi efek alami, semua perlengkapan yang dipanggulnya diusahakan semua asli, termasuk gitar berusia 60 tahun yang khusus dipinjam, senapan, serta helm, koper, arloji tua, bola, televisi, radio ... dan lain-lain, sekali angkut di atas punggungnya, dengan total berat melebihi 40 kg. Untungnya, David yang berusia 40 tahun sehari-hari terbiasa dengan kebugaran tubuhnya, saat memanggul mukanya tidak merah ataupun kehabisan napas, malahan menunjukkan ekspresi wajah sesuai dengan instruksi fotografer, meninggalkan kisah Rock eksklusif "Tao Quixote".
Angka 69, Menjadi luar biasa saat bertemu
Di dalam Buku Perubahan, masing-masing angka 6,9 mewakili batas maksimum yin dan yang, 6 adalah variabel yin, 9 adalah variabel yang. Menyerupai 69, semuanya akan diputarbalikkan dan berubah. Tidak hanya memberi makna perubahan drastis di seluruh dunia pada tahun 69, tapi juga ramalan2 salah, album terbaru "Opus 69" ini menurut David Tao yang dilahirkan tahun 69, sedikit banyak juga membawa daya dorong yang diam-diam menghanyutkan.
Menurut David Tao, "Opus 69" adalah catatan perjalanan karir musik dirinya dari Zero hingga Hero, kembali lagi dari Hero ke Zero, ke bentuk semula, sama seperti siklus kelahiran dan kematian dalam Tai Chi, akhir sebuah tahap adalah awal dari tahap lain, hanya ada jalan ke depan seperti ini untuk menetapkan tujuan baru terus menerus, baru bisa seperti "batu kerikil tidak berlumut" untuk mempertahankan kehidupan, menggapai cita-cita dengan motivasi untuk maju yang tak berkesudahan.
Sutradara film pertama, "Secret Love"
Setelah selesai memproduksi musik dari album barunya, David mulai mengerjakan film yang diidamkannya. Untuk album barunya ini ia sendiri menulis skenarionya, kemudian mencari sutradara Lin Jin dan bersama menyutradarai untuk kerjasama jangka panjang mengerjakan MV.
David berharap bahwa kali ini menyutradarai dapat mendobrak tradisi kerangka MV biasa, ia menuangkan pemikirannya pada bentuk film pendek. Sebaliknya, musik dalam album baru bisa menjadi musik background, mengiringi film ini. Bahkan demi kelengkapan video itu sendiri, David langsung menyetujui perubahan alur cerita, sengaja kembali lagi ke studio rekaman, membuat versi soundtrack yang berbeda dari versi albumnya. Dengan teknik pengendalian gambar, sama sekali berbeda dengan sebagian besar perusahaan rekaman yang sudah terbiasa dengan pemikiran MV hanya sebagai pelengkap tambahan dari produk mereka.
Untuk menjadikan efek yang lebih sempurna dalam film ini, David Tao terus memilih pemeran wanita, dan akhirnya memilih Yang Jin Hua yang sebelumnya berperan dalam film "Bai Quan Nuu Wang" sebagai pemeran utama wanita. Selain karena melihat Yang Jin Hua berperan dengan penampilan akting yang matang dan cukup mampu menghidupkan filmnya, dalam proses kerjasama kedua orang itu, David juga terus terang menyatakan perasaan kekagumannya pada Yang Jin Hua, ia sering berkata, "Aku sebagai sutradara, tentu harus memiliki perasaan cinta pada pemeran utama wanita, dengan begitu baru pekerjaan jadi mudah dilaksanakan."
Karena ini adalah pertama kalinya David Tao menulis skenario dan menyutradarai keseluruhan film, saat membuatnya, ia menuliskannya dari kisah dirinya sendiri, pengalaman pribadi, dirangkai dengan cerdas dan saling berkaitan, sehingga tokoh pria dan wanita keduanya dalam alur kisah selama hampir 10 tahun, menampilkan sebuah kisah cinta rahasia yang bersifat antara nyata dan semu, antara ada dan tiada.
terjemahan bebas dari tom.com
No comments:
Post a Comment